Inspirasi memang datang dari manapun,
kapanpun dan dari siapapun. Dan artikel inspirasi sosok kali datang dari pemuda
inspiratif yang bernama Muhammad Fajri. Pasti banyak dari sobat muda yang belum
mengenal sosok pemuda yang satu ini. Mari kita mengenal dan belajar banyak hal
darinya.
Muhammad Fajri via Dokumen Pribadi |
Muhammad Fajri atau dikenal dengan panggilan
Fajri merupakan sosok anak muda sederhana yang kini sedang menempuh pendidikan
di Panti Sosial Bina Nerta (PSBN) milik Kementrian Sosial Republik Indonesia. Panti
sosial ini bertujuan untuk pendataan, motivasi, observasi, identifikasi,
pelayanan, penampungan, pengasramaan, melaksanakan pembinaan fisik dan mental,
melaksanakan bimbingan keterampilan kerja, bantuan sosial, melaksanakan
penyaluran kepada keluarga, lingkungan kerja dan sekolah, sera melaksanakan
pembinaan lanjutan.
Setiap harinya penyandang tunanetra PSBN menghabiskan
waktu mereka di dalam asrama dengan mengikuti berbagai macam kegiatan yang
diluar sekolah, seperti keterampilan seni musik, keterampilan pijat massage
sport, shi-atsu, refleksi, keterampilan hasta karya/kerajinan tangan, belajar
membaca Al Qur’an/mengaji, marawis, senam, menari, orientasi mobilitas, warjok,
dll.
Bentuk penyaluran yang dilakukan PSBN bisa
berupa dikembalikan kepada keluarganya, penempatan pada lingkungan kerja,
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, atau merujuk kepada lembaga yang sesuai
dengan kemampuan warga binaan sosial. Dan dipanti sosial inilah Fajri menemukan
hidupnya kembali.
Pemuda ini lahir di Serang 23 April 1997.
Lahir seperti anak pada umumnya. Dia bersekolah dasar di SDN Gerem 1 Kota
Cilegon. Sejak kecil Fajri dikenal aktif dan berprestasi, namun ia sering mengeluhkan
tentang keadaan matanya. Sampai pada suatu hari kejadian yang membuat pandangannya
gelap menyerangnya.
“Waktu itu umurku masih Sembilan tahun dan
duduk di kelas V SD, pagi datang seperti biasanya. Aku terkena demam tinggi,
namun karena saking semangatnya ingin sekolah aku pun memaksakan diri walau
orang tua sempat melarang. Dan ternyata hal yang buruk terjadi ketika aku
disekolah. Aku sempat pingsan, setelah aku buka mata tenyata penglihatanku tak
seterang sebelumnya. Bahkan mulai hari itu, terus-menerus pandanganku semakin
gelap. Demam itu mengakibatkan saraf mata putus.” Kata Fajri menjelaskan kronolagis
kisah kelamnya. Fajri memang sempat down
setelah peristiwa itu. Namun orang tuanya berhasil membuat Fajri terus
melanjutkan pendidikan dan mewujudkan impiannya.
Setelah lulus sekolah dasar, Fajri masih
melanjutkan ke sekolah umum di MTS Al Munawaroh Gerem Cilegon. Itu karena orang
tua Fajri tidak tahu kalau di Cilegon ada sekolah Luar Biasa. Hingga akhirnya
ketika SMA, Fajri menempuh pendidikan di SMA LB Al Khairiyah Cilegon. Tantangan
tentu saja banyak. Baik dari dalam diri maupun orang lain. Bahkan Fajri sempat
berpikiran untuk mengakhiri hidupnya. Namun, hal itu ia buang jauh-jauh karena
ia selalu di dukung oleh orang-orang yang menyayanginya. Terutama kedua orang
tuanya.
Setelah
SMA kemana?
Sejak tahun 2016 lalu hingga kini Fajri sedang
menepuh pendidikan di panti sosial yang sempat kami sebutkan diatas. Bahkan
baru-baru ini Fajri dan teman-temannya menerima
penghargaan juara 3 lomba cerdas cermat dengan peserta seluruh disabilitas
Tunanetra se JABODETABEK dengan pelaksanaanya mengambil lokasi di PSBN Cawang
pelaksanaanya mulai dari tanggal 24 September 2017.
Fajri saat menerima penghargaan via tanmiyat.kemsos.go.id |
“Di Jakarta dan kota-kota besar mungkin tidak
asing dengan panti sosial semacam ini. Namun di kota seperti kota kelahiranku kota
Cilegon, akses informasi masih kurang. Bahkan sangat kurang. Hal inilah yang
membuat banyak Tuna Netra di kota ini hanya berdiam diri dirumah. Padahal jika
dibekali pendidikan, maka setidaknya para Tuna Netra bisa hidup mandiri. Salah satu
contohnya aku ini. Alhamdulillah bisa terus berprestasi jika kita tak berhenti
belajar dengan sungguh-sungguh” Kata Fajri yang menyayangkan akses informasi di
kotanya masih sangat kurang. Untuk itu, Fajri mempunyai keinginan suatu hari ia
akan membuat yayasan semacam panti sosial tersebut agar bisa membantu
memperbaiki kualitas tuna netra di kota kelahirannya. Sehingga keterbatasan
dalam fisik mereka tidak membatasi mereka untuk berkarya dan berdaya.
Demikianlah inspirasi dari sosok yang
inspiratif kali ini. Semoga bermanfaat, jangan lupa share ya!
Salam pemudapedia! Pemuda berkarya, pemuda berdaya.
0 Comments
EmoticonEmoticon